Finalis Miss Universe Indonesia Ini Ungkap Bagian Intimnya Dilihat Saat Sesi Body Checking

Finalis Miss Universe Indonesia Ini Ungkap Bagian Intimnya Dilihat Saat Sesi Body Checking

Ratih Widiartha, selain Natasha dan Priskila Jelita, adalah salah satu finalis yang mengikuti ajang Miss Universe Indonesia. Namun, perjalanan Ratih tidaklah mulus, karena ia mengalami pengalaman yang mengejutkan selama proses body checking.

Pada suatu hari, Ratih mendapati dirinya berada dalam situasi yang tidak nyaman dan menggelikan. Ia diminta untuk melakukan serangkaian pose, termasuk pose yang membuatnya merasa sangat terbuka dan terintip secara tidak pantas. Rasa tidak nyaman dan keheranan itu tidak bisa ia sembunyikan, bahkan gelombang emosi dalam hatinya seakan memberontak keras.

“Saya diinstruksikan untuk mengambil beberapa pose yang sungguh membuat saya merasa canggung. Terlebih lagi, saya diminta untuk mengangkang dan menampilkan pose dari belakang. Saya benar-benar merasa seperti sedang diintip, situasinya begitu membingungkan dan tidak nyaman,” ungkap Ratih Widiartha dengan nada agak kesal, saat ditemui di daerah Senopati, Jakarta Selatan, pada suatu malam Senin (7/8).

Ratih, yang mendapati panggilan pada urutan pertengahan, harus menjalani proses body checking di sebuah hotel di Jakarta pada tanggal 1 Agustus 2023. Yang lebih mengejutkan, proses ini berlangsung di tempat yang seharusnya jauh dari sorotan publik, namun justru terjadi di tempat umum yang ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang.

“Pemandangan yang ramai justru membuat saya semakin gelisah. Saat saya tiba, masih ada beberapa finalis lain yang sedang menjalani proses serupa dalam kondisi telanjang. Bahkan, ketika saya sedang fokus melakukan body checking, dua finalis lain dipanggil untuk melakukan hal yang sama,” ungkapnya dengan nada prihatin.

Ratih dengan tegas menyatakan bahwa ia merasa tidak memiliki pilihan selain mengikuti semua instruksi yang diberikan oleh tim Miss Universe Indonesia. Ia merasa tekanan yang begitu besar, dan menolak untuk patuh pada permintaan mereka hanyalah akan menarik amarah dan konsekuensi yang tidak diinginkannya. “Saya merasa teriakan untuk tidak merasa malu begitu menghantam telinga saya. Saya memilih untuk patuh,” ujarnya sambil mendesah.

Namun, di tengah kesederhanaannya, Ratih tetap mempertanyakan batas yang telah dilampaui oleh proses ini. Ia merasa telah dihina sebagai seorang perempuan, merasa dilecehkan, dan dianggap hanya sebagai objek. “Saya merasa marah pada diri saya sendiri karena merasa direndahkan sebagai seorang perempuan. Kami sebagai finalis seharusnya dilihat sebagai individu yang memiliki prestasi dan kemampuan yang patut dibanggakan, namun kenyataannya kami dihadapkan pada situasi yang merendahkan,” ungkapnya dengan suara lirih, namun penuh keberanian.

Ratih, seorang perempuan yang tangguh dan berbakat, mengingatkan kita semua akan pentingnya menghormati martabat dan hak setiap individu, terlepas dari konteks dan lingkungan apapun. Ia, bersama dengan sesama finalis Miss Universe Indonesia, telah menunjukkan betapa pentingnya berbicara tentang perlakuan yang tidak pantas dan meresponnya dengan kepala tegak, serta tekad yang kokoh untuk menjadikan perubahan yang lebih baik bagi masa depan.