Sebuah pernyataan menarik datang dari putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming. Beliau dengan tegas menolak disebut sebagai Juru Kampanye atau Jurkam dari Calon Presiden Ganjar Pranowo.
Pernyataan ini menarik perhatian karena kontras dengan harapan banyak orang, terutama dari partainya sendiri, PDIP. Meskipun partai telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, Gibran tetap mantap dengan pendiriannya.
Dalam pernyataannya, Gibran Rakabuming menyampaikan dua alasannya yang jelas. Pertama, dia merasa sebagai politisi muda dan masih terbilang junior dalam pentas politik. Kedua, waktu kampanye yang resmi belum dimulai, sehingga dirinya tidak merasa layak disebut sebagai Jurkam pada saat ini.
Pernyataan ini menimbulkan beragam reaksi di kalangan politik, termasuk dari Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Tidak seperti yang diharapkan banyak orang, FX Hadi Rudyatmo justru mendukung dan membela keputusan Gibran Rakabuming. Menurutnya, apa yang diungkapkan oleh Walikota Solo tersebut adalah hal yang benar.
Namun, FX Hadi Rudyatmo menegaskan bahwa alasan Gibran bukanlah karena ia memilih calon lain, seperti Prabowo Subianto, melainkan karena menganggap dirinya belum pantas menyandang sebutan Jurkam.
Menurut aturan, seseorang harus menjabat secara resmi sebagai Jurkam Capres setelah penetapan resmi oleh KPU RI. Selain itu, sebagai pejabat publik, Gibran juga harus mengambil cuti jika ingin menjadi Jurkam.
Meskipun begitu, keputusan Gibran tetap menjadi topik hangat di kalangan pengamat politik. Ada yang berpendapat bahwa sikap Gibran menolak disebut sebagai Jurkam Ganjar Pranowo mungkin mengindikasikan dukungan lebih besar pada Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden.
Meskipun partainya, PDIP, telah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai calon, hati nurani dan keyakinan Gibran nampaknya menuntunnya pada pilihan yang berbeda.
Terkait dengan spekulasi ini, pengamat politik Igor Dirgantara berpendapat bahwa sikap Gibran yang nyaman dan tidak merasa diatur saat bersama Prabowo Subianto menunjukkan ketegasan hati nuraninya.
Meskipun partai telah menentukan langkah politiknya, Gibran nampaknya menegaskan pilihannya di luar ekspektasi banyak orang.