Pentingnya Mengajarkan Anak Tentang Sex Education, Ini Tips Dan Kapan Waktu Yang Tepat Mengajarkan Anak Tentang Sex Education

Sebagai orang tua tentunya selalu memperhatikan tumbuh kembang Si Buah Hati. Pada saat anak tumbuh ke masa remaja, tubuh akan mengalami perubahan, baik perubahan bentuk maupun perubahan fungsi. Silakan ajarkan anak mengenai fungsi bagian-bagian tubuh pribadi anak atau bagian reproduksinya.

Maraknya pergaulan yang kebablasan di kalangan remaja tak jarang membuat mereka terjerumus dalam perilaku seks bebas. Padahal, perilaku seks berisiko ini berbahaya bagi remaja. Para orang tua diharapkan bisa tanggap dan mengedukasi putra putrinya mengenai sex education.

Sex education pada remaja sangat penting untuk diajarkan. Namun, banyak orang tua yang bingung ketika hendak mengajarkan. Entah karena dianggap tabu, belum waktunya, atau tidak perlu, akhirnya banyak orang tua yang enggan memberikan pendidikan seks pada remaja.

Padahal, remaja yang tidak diberikan sex education justru rawan terjerumus dalam pergaulan bebas dan mengalami pelecehan seksual. Misalnya, kenalkan fungsi vagina, rahim, dan payudara pada remaja putri. Ajarkan bahwa bagian-bagian tubuh ini tidak boleh diperlakukan secara sembarangan karena akan memengaruhi masa depan anak. Selain itu, ajarkan mengenai perubahan bentuk dan fungsi bagian-bagian tubuh tersebut jika sudah memasuki masa remaja. Lakukan hal yang sama pada remaja laki-laki. Kenalkan mereka dengan fungsi dan perubahan bentuk pada testis dan penis.

Penting bagi para orang tua untuk mengajarkan anak remajanya mengenai bahaya perilaku seks bebas. Dalam sex education, orang tua boleh secara gamblang menjelaskan risiko atau bahaya perilaku negatif ini.

Tips Mengajarkan Anak  Tentang sex education

  1. Misalnya, remaja perempuan yang melakukan seks bebas akan berisiko mengalami kehamilan dan tertular penyakit kelamin. Ajarkan juga pada remaja laki-laki bahwa perilaku seks bebas tidaklah sehat. Perilaku tersebut bisa membuat si anak terkena penyakit menular seksual, bahkan terjangkit virus HIV/AIDS.
  2. Norma agama dan etika wajib diajarkan pada anak sejak dini. Selain itu, penguatan nilai norma agama dan etika bisa menghindarkan anak dari pergaulan bebas. Sesekali, ajak putra atau putri Anda untuk menghadiri kajian agama atau seminar mengenai bahaya seks bebas.
  3. Anak remaja butuh sosok ibu sekaligus sahabat. Jadi, ada baiknya orang tua selalu memantau kegiatan dan perilaku putra atau putrinya. Sering-seringlah mengobrol dengan putra dan putri Anda. Anak remaja tidak suka terlalu diatur atau diceramahi. Mereka butuh sosok orang tua yang mampu menjadi sahabat bagi mereka. Namun, tetap tanamkan bahwa Anda adalah orang tua yang patut untuk dihormati dan dipatuhi. Di sini, peran ayah dan ibu sangat penting. Agar lebih efektif, gunakan pendekatan silang, yaitu ayah mengajarkan putrinya dan ibu mengajarkan putranya.
  4. Pendidikan seks tak hanya diajarkan sekali saja. Pendidikan seks wajib diajarkan dengan cara berulang-ulang atau terus menerus agar anak makin memahami konsep sex education. Dalam mengajarkan pendidikan seks pada remaja, orang tua sebaiknya tidak tergesa-gesa dalam mengajarkan konsep apa pun. Ajarkan secara bertahap. Jika anak sudah paham mengenai hal pertama, ajarkan tentang hal kedua. Begitu seterusnya. Pengajaran yang terus menerus akan membentuk penguatan pada ingatan anak remaja mengenai pentingnya menjaga diri sendiri dari perilaku menyimpang.

Kapan orang tua Harus memberi tahukan tentang sex education

Pada rentang usia ini anak perlu tahu mengenai bagian-bagian tubuh yang privat. Mana yang privat untuk si anak, mana yang tidak boleh disentuh orang lain. Atau selain orangtua, tidak boleh diperlihatkan ke orang lain.

Usia 6 tahun ke atas atau usia sekolah dasar menjelang pubertas (sekitar usia 11-12 tahun), bisa siapkan dia ke masa pubertas. Di situ biasanya mulai ada ketertarikan pada lawan jenis. Pada masa pubertas, ajarkan dia mempersiapkan dirinya kalau perempuan menstruasi, kalau laki-laki mimpi basah. Apa saja perubahan yang akan dia hadapi pada masa itu, semisal menstruasi itu apa atau saat mimpi basah apa yang terjadi.

Ingatlah, ketika sudah pubertas, organ reproduksi perempuan sudah siap dibuahi. Jangan lupa, pada saat itu, sudah ada dorongan seksual. Ini yang orangtua seringkali abaikan.  Ketika mulai membicarakan masalah seksualitas pada anak komunikasi orang tua dan anak harus bagus dulu. Supaya anak terbuka pada orangtuanya.