Kisah perseteruan antara Posan Tobing dan Tantri Kotak sepertinya akan terus menjadi sorotan publik. Media sosial menjadi wadah bagi cerita mereka, baik dalam bentuk dukungan maupun sindiran. Namun, di balik semua itu, ada cerita unik tentang awal dan akhir hubungan mereka yang patut disimak.
Dalam beberapa waktu belakangan, pernyataan Posan Tobing sempat menghebohkan media sosial. Meski awalnya terdengar seperti sindiran, sebenarnya pernyataan tersebut adalah bentuk dukungan untuk Tantri agar bergabung dengan Kotak. Ternyata, muka Tantri yang dianggap mirip asisten rumah tangga oleh beberapa personel Kotak menjadi halangan, namun Posan justru melihat potensi besar dalam kemampuan bernyanyi Tantri.
Namun, balasan Tantri tidak kalah tajam. Ia menyinggung bahwa pekerjaan sebagai asisten rumah tangga adalah pekerjaan mulia. Seakan ingin menyatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang seharusnya dihina atau diremehkan.
Kisah selanjutnya menunjukkan kedewasaan dari kedua belah pihak. Setelah sempat bersitegang, Tantri dan Posan akhirnya berdamai. Pada tahun 2013, mereka bertemu dan berbicara secara langsung, saling meminta maaf, dan hubungan mereka kembali membaik. Komunikasi mereka kembali terjalin, dan mereka saling mendukung dalam promosi karya terbaru.
Namun, sebuah unggahan di media sosial mengguncang kembali hubungan mereka pada tahun lalu. Tantri merasa kecewa karena Posan memilih untuk mencurahkan permasalahan mereka di media sosial daripada berbicara secara pribadi. Apalagi saat itu kondisi psikologis Tantri sedang tidak baik karena kehilangan ayahnya yang meninggal di bulan yang sama.
Dengan beban emosional yang begitu berat, Tantri akhirnya mengambil keputusan untuk memblokir akun media sosialnya. Ia menyadari bahwa menghindari perdebatan publik lebih baik untuk kondisi psikisnya yang sedang rapuh.
Kisah antara Tantri Kotak dan Posan Tobing mengajarkan kita tentang pentingnya komunikasi yang baik dan saling memahami. Dalam situasi apapun, menjaga keharmonisan hubungan adalah hal yang utama. Terlepas dari perbedaan dan permasalahan, sikap dewasa dan pengertian adalah kunci untuk menjaga persahabatan dan kerjasama. Semoga kisah ini menjadi pembelajaran bagi kita semua.