Penyakit mata ini berasal dari bahasa Yunani pterygos yang artinya sayap. Sesuai dengan bentuknya yang menyerupai sayap. Istilah lainnya adalah surfer’s eye karena sering kali terjadi pada orang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama peselancar.
Dalam istilah medis, pterygium atau biasa di sebut mata katarak adalah kelainan klinis berupa jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga pada limbus kornea. Penyakit mata ini ditandai dengan tumbuhnya selaput pada bagian putih bola mata yang bisa mencapai kornea. Ia bisa terjadi pada salah satu mata atau kedua mata. Jika terjadi di kedua mata, kondisi ini disebut bilateral pterygium.
Pterigium bukan sel kanker dan jarang menyebabkan komplikasi berbahaya. Namun, jika tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat, ia dapat mengganggu penglihatan. Terutama jika sudah menutupi kornea atau bahkan pupil mata.
Katarak merupakan kondisi di mana keruhnya lensa mata yang bisa mengaburkan penglihatan. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, namun penyakit ini bisa menyerang segala usia baik bayi hingga usia tua. Katarak juga masih menjadi penyebab utama kebutaan di dunia. Namun penyakit ini umumnya ditemukan pada orang lanjut usia dan dikenal sebagai katarak manula.
Gejala Mata Katarak
Biasanya katarak menyerang kedua mata dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pastikan Anda segera memeriksakan kondisi mata jika menemui gejala dibawah ini.
-
Penglihatan samar
Gejala awal katarak adalah penglihatan mata yang samar seperti berkabut. Kondisi ini disebabkan oleh gumpalan protein mata yang mengganggu proses penangkapan bayangan oleh retina mata.
-
Sensitif pada cahaya
Penderita katarak akan lebih sensitif pada cahaya. Biasanya mata akan terasa sakit saat terpapar cahaya yang sangat terang sehingga penderita katarak kerap mengeluh sakit di sekitaran mata.
-
Cepat berganti kaca mata atau lensa kontak
Waspada jika Anda cepat berganti kaca mata atau lensa kontak. Pasalnya terlalu sering atau cepat mengganti kaca mata bisa menjadi tanda adanya katarak.
-
Warna lensa mata berubah
Penderita katarak akan mengalami lensa mata yang berubah menjadi kekuningan atau kecokelatan. Perubahan ini berpengaruh pada warna yang dilihat atau menurunkan kemampuan membedakan warna yang ada.
-
Penglihatan ganda
Gejala umum lainnya yang dialami penderita katarak adalah diplopia atau melihat objek menjadi dua. Kondisi ini juga dialami oleh penderita diabetes atau hipertensi yang tak terkontrol serta adanya cedera otak.
Cara mengobati mata katarak
Sebelum mengobati pterygium atau mata katarak, langkah pertama adalah penegakan diagnosis. Selain melakukan anamnesis dengan mewawancari pasien terkait keluhan dan riwayat kondisi mata, dokter akan mendeteksi gejala utamanya, yaitu tumbuhnya selaput tipis di permukaan bola mata. Pemeriksaan lebih lanjut mulai dengan menggunakan slit lamp dan alat khusus untuk memeriksa kondisi mata.
Termasuk pemeriksaan untuk memeriksa perubahan lengkungan pada kornea pasien. Pada stadium awal yang hanya muncul selaput tanpa menimbulkan keluhan, pterygium biasanya tidak membutuhkan penanganan. Jika terjadi mata merah dan iritasi akibat penyakit ini, dokter akan memberikan obat tetes atau salep mata yang mengandung kortikosteroid. Bisa pula dengan pelumas untuk meredakan peradangan.
Jika penanganan dengan obat tetes atau salep mata tidak bisa, cara berikutnya adalah dengan operasi pterygium. Khususnya jika penglihatan terganggu hingga kemampuan penglihatan menurun. Atau kalau pun kemampuan penglihatan tidak menurun tetapi dari faktor estetika terganggu, operasi juga bisa menjadi solusi.
Cara mencegah mata katarak
Karena faktor utama yang sering menyebabkan terjadinya penyakit mata ini adalah ultraviolet, ia bisa dicegah dengan memakai kacamata hitam. Selain mencegah paparan sinar matahari, kacamata tersebut juga bisa melindungi dari debu atau asap.
Seseorang yang berisiko terkena mata kering –salah satu penyebab penyakit ini- bisa mengantisipasinya dengan menggunakan obat tetes air mata buatan. Dan yang ketiga, perlu melakukan pemeriksaan mata ke dokter mata secara berkala. Tidak perlu sering, pemeriksaan berkala ini cukup 1-4 tahun sekali. Sehingga ketika ada gangguan mata, ia bisa dideteksi dan dicegah sejak dini.