Selebgram yang dikenal dengan nama Oklin Fia tengah berada dalam sorotan tajam setelah menjalani serangkaian pemeriksaan terkait kontroversi video yang melibatkannya dalam aksi makan es krim di dekat alat kelamin seorang pria. Kejadian tersebut membuat PB SEMMI, sebuah lembaga yang berfokus pada hak asasi manusia, melaporkan Oklin Fia beberapa waktu lalu.
Rabu (24/8) lalu, adalah hari yang tak bisa dilupakan bagi Oklin Fia. Dalam ruang pemeriksaan Polres Metro Jakarta Pusat, dia dihadapkan pada gempuran pertanyaan dari penyidik yang ingin mengungkap semua detail terkait video kontroversial tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merambah dari sudut pembuatan video hingga alasan di balik penyebarannya.
Sejalan dengan berakhirnya sesi pemeriksaan Oklin Fia, suara pelapor juga tidak ketinggalan terdengar. Apresiasi diberikan pada kelincahan aparat kepolisian dalam menangani kasus ini. Dengan sikap tegas, pelapor berharap agar penyidik segera menerbitkan status tersangka bagi selebgram yang kerap kali mengekspos tubuhnya dengan bangga.
“Keinginan kami sangat jelas: Oklin harus berdiri di barisan tersangka. Cukup dengan menggabungkan dua potongan bukti yang kokoh, langkah ini seharusnya bisa diambil,” ujar Gurun Arisastra, seorang yang menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum dan HAM PB SEMMI, saat memberikan keterangan pada hari Jumat (25/8).
Gurun menegaskan, penentuan benar atau salah dalam sebuah kasus bukanlah tanggung jawab kepolisian, melainkan panggilan hakim di pengadilan. Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa jika dua bentuk bukti telah terkumpul secara memadai, maka langkah menetapkan status tersangka bagi Oklin Fia merupakan hal yang semestinya dilakukan.
Bukan hanya itu, dalam pertanyaan mengenai video tersebut, Gurun Arisastra menyarankan agar pihak penyidik juga mengarahkan pandangan mereka kepada sosok pria yang terlibat dalam video makan es krim bersama Oklin Fia. Lebih jauh lagi, ia mendorong untuk menyelidiki apakah Oklin Fia memiliki pihak yang memberikan dorongan atau perintah untuk membuat video tersebut. “Jika ada bukti ini, maka harapannya adalah bahwa pihak yang memerintahkan juga diperiksa oleh polisi,” tandasnya.