Tragedi mengejutkan mendera Bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dalam sebuah insiden memilukan di langit dekat desa Kuzhenkino, wilayah Tver. Hari yang kelam itu jatuh pada Rabu (23/8), ketika jet pribadinya terhempas ke bumi. Ironisnya, Yevgeny Prigozhin, sosok yang dikenal sebagai kepala Wagner Group, dan sembilan nyawa lainnya, termasuk tangan kanannya, Dmitry Utkin, menghadap kematian dalam kecelakaan tersebut.
Sumber dari Al-Jazeera melaporkan peristiwa mengerikan ini pada Kamis (24/8), dan informasi dari pihak berwenang mengungkap fakta kelam: tiga orang kru pesawat dan tujuh warga sipil menjadi korban, termasuk Yevgeny Prigozhin. Namun, hingga saat tulisan ini dihasilkan, hanya delapan jasad yang berhasil ditemukan, meninggalkan tanda tanya atas nasib yang tak terungkap.
Dikabarkan bahwa tragedi ini menghampiri setelah Prigozhin menghadiri pertemuan dengan perwakilan dari Kementerian Pertahanan Rusia. Otoritas penerbangan Rusia telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki penyebab dan kronologi kecelakaan ini.
Dampak peristiwa memilukan ini meluas hingga ke panggung global, memicu beragam reaksi dari berbagai sudut dunia. Seorang Penasehat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, melalui media platform X, menegaskan bahwa tragedi ini bisa menjadi pemicu terang bagi konflik yang menyala antara Rusia dan Ukraina.
“Dengan jelas, Putin takkan memberi maaf pada siapapun yang menantangnya. Penghilangan Prigozhin dan komando Wagner, hanya dua bulan setelah upaya kudeta, adalah pesan Putin pada elit Rusia menjelang pemilu 2024. ‘Ingatlah! Pengkhianatan sama dengan kematian,'” demikian ucapan tegas Podolyak melalui unggahan di platform tersebut.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengeluarkan reaksi tenang atas berita tersebut. “Saya belum mendapat fakta-fakta pasti, tetapi tak ada yang mengejutkan saya,” kata Biden saat diwawancarai oleh sejumlah reporter di tepi Danau Tahoe, tempat ia tengah menghadiri acara.
Respon serupa juga muncul dari Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, yang menyatakan bahwa tragedi ini lebih merupakan permainan politik daripada kejadian kebetulan semata.
“Kami akan kesulitan besar mencari siapa pun yang percaya ini hanyalah kebetulan. Kebetulan bahwa lawan politik yang dianggap ancaman oleh Vladimir Putin, tiba-tiba mati secara alami,” kata Rau dalam sebuah wawancara di saluran televisi nasional.
Tentu tak bisa diabaikan bahwa Yevgeny Prigozhin sendiri adalah sosok kontroversial yang terlibat dalam merekrut narapidana dan kelompok ekstremis untuk terlibat dalam konflik pasca-perang antara Rusia dan Ukraina. Namun, seiring berjalannya waktu, Prigozhin justru membangun konflik internal dengan militer Rusia, menyebabkan kelompok Wagner yang dipimpinnya dinyatakan tidak kompeten oleh pemerintah Rusia dan dicurigai melakukan pengkhianatan.
Jejak pengkhianatan tersebut diperkuat oleh aksi Prigozhin dalam memimpin pemberontakan yang mengakibatkan pasukan Wagner menguasai kota Rostov-on-Don di selatan dan menembak jatuh sejumlah helikopter militer, merenggut nyawa para pilot saat mereka berusaha menuju Moskow pada bulan Juni lalu.